Prof. Dr. Kamaluddin Nurdin Marjuni
Associate Professor of Islamic Philosophy
BA (Al-Azhar University), MA &
PhD (Cairo University)
Sumber dakwatuna.com –
http://www.dakwatuna.com/2013/12/04/43084/mengenal-jejak-perjalanan-ilmiah-prof-dr-kamaluddin-nurdin-marjuni/#axzz2sqZvBGmR
Kamaluddin lahir di Soppeng, Makassar 1973,
saat ini bertugas sebagai Associate Professor dan Ketua Jurusan Studi Aqidah
& Agama di Universiti Sains Islam Malaysia yang dikenal dengan singkatan
(USIM). Beliau anak dari kedua pasangan Drs. KH. Nurdin Marjuni & Hj.
Munawwarah Rauf. Ayah beliau pendiri pesantren ”Syawarifiyyah”, Jakarta Utara.
Di masa kecil tepatnya kelas empat sekolah dasar sampai
tamat, Kamal memulai menghafal Al-Qur’an dibimbing langsung oleh orang tuanya
sendiri yang merupakan salah satu alumni pesantren Assa‘diyyah (salah satu
pesantren tertua di Makassar).
Setelah menamatkan pendidikan sekolah dasar di Madrasah
Ibtidaiyah At-Taqwa, Makassar, 1986. Kamal memulai perantauan ilmu dengan
destinasi Jakarta, kemudian memilih melanjutkan pendidikan tsanawiyah di Pondok
Pesantren Darul Rahman, Jakarta dan Bogor, tepatnya pada tahun 1987-1989.
Selama 2 tahun di Darul Rahman, di pondok inilah Kamal mengenal dasar-dasar
bahasa Arab dan keilmuan Islam, yang nantinya ia jadikan sebagai dasar
pengembangan intelektualnya ke depan, kemudian pindah ke Madarasah Tsanawiyah
Al-Ittihadiyah Jakarta Utara.
Untuk jenjang pendidikan Aliyah, kamal melanjutkan ke
Madrasah Aliyah Al-Khairiyah Jakarta Utara, dan tercatat sebagai alumni kedua
dari sekolah tersebut pada tahun 1991.
Pada tahun 1992, Kamal memulai lagi perantauan ilmu di luar
negeri dan pilihannya ke negara Mesir, ia tercatat sebagai mahasiswa S1 di
Fakultas Syari’ah, Al-Azhar Thanta. Dan hal yang menarik ketika di Al-Azhar, ia
sempat tidak lulus di tahun pertama, disebabkan 3 mata kuliah yang nyangkut,
ketika itu boleh lulus kalau hanya dua mata kuliah yang nyangkut, yang sangat
disayangkan ketika itu adalah bahasa Inggris salah satu mata kuliah yang tidak
lulus tersebut, karena memang tidak ikut ujian, disebabkan karena adanya
perubahan waktu dari musim panas ke musim dingin, sehingga jam dimajukan, dan
ia tidak tahu tentang perubahan jam tersebut, pada waktu sampai ke kuliah ia
terlambat 40 menit sehingga tidak diizinkan untuk ikut ujian bahasa Inggris.
Dan alhamdulillah setelah ketiga mata kuliah itu lulus di tahun berikutnya,
akhirnya ia dapat predikat Jayyid [bagus] juga sekalipun sebelumnya
gagal. Dan hal ini mengherankan sebab ”KO” [Knockout] sebelumnya gagal tiga
mata kuliah, dan setelah lulus mendapatkan nilai umum akhir ”Jayyid” kata
kawan-kawannya ketika itu dengan nada heran.
Setelah menamatkan S1 di Al-Azhar yang dijalani selama 5
tahun, dari 1992-1997, Kamal berpetualang ilmu untuk melanjutkan Dirasat
al-’Ulya (Pasca Sarjana) di tempat lain, kali ini pilihannya jatuh ke salah
satu fakultas agama di Universitas Kairo, yaitu Darul Ulum (berdiri tahun 1872
M), di sini ia menimba ilmu dalam kurung waktu selama 8 tahun untuk M.A &
Ph.D. Beberapa hal yang memotivasi dirinya untuk melanjutkan studi di tempat
ini, disebabkan ketertarikannya melihat motto pendidikan di Darul Ulum yaitu:
”Al-Jam’u Baina at-Turats wa al-Mu’ashirah” yang bermaksud ”Kombinasi antara
Ilmu Turats (klasik) dan Ilmu Kontemporer”. Di samping itu melihat perkembangan
intelektual & kepakaran di Universitas Kairo sangat pesat, sehingga
melahirkan beberapa ulama besar yang tercatat sebagai alumni Darul Ulum,
seperti: Hasan al-Banna, Sayyid Quthb, Thantawi Jauhari, Abu Zahra, Ali Abdul
Wahid Wafi, Muhammad Dhiya’uddin ar-Rays, dan tercatat beberapa pemikir Islam
kontemporer: Prof. Mahmud Qosim. Prof. Ahmad Syalabi. Prof. Abd. Shabur Syahin.
Prof. Jalayand. Prof. Hasan Syafi’i dan Prof. Muhammad Imarah.
Di Darul Ulum Kamal mengambil jurusan filsafat Islam, yang
sebelumnya di Al-Azhar jurusan hukum Islam, ini disebabkan karena persyaratan
masuk ke jurusan hukum Islam nilai akhir S1 minimal Jayyid Jiddan (sangat
baik), Kamal kali ini tidak memenuhi syarat sebab nilainya hanya Jayyid (baik),
oleh karena itu ketua jurusan hukum Islam Prof. Nabiel Ghanaim ketika itu
menyarankan Kamal berpindah ke jurusan filsafat Islam yang ketika itu masih
menerima nilai Jayyid dan ketika itu juga ia agak kebingungan sambil
bertanya-tanya mampukah dirinya untuk menerobos jurusan filsafat. Namun dengan
tekad yang bulat Kamal justru memperlihatkan kebolehannya pada jurusan
tersebut, terbukti ia mampu menyelesaikan studi dengan secepat kilat, penulisan
thesis S2 diselesaikan dalam masa 2 tahun, kemudian penulisan disertasi
diselesaikannya dalam masa 2 tahun, sehingga para profesor di Darul Ulum sangat
mengambil perhatian dan membimbing Kamal sepenuhnya semasa di Darul Ulum, oleh
karena itu Prof. Jalayand (pemikir Islam) yang dikenal sebagai salah satu
profesor yang sangat disegani di Darul Ulum dan Timur Tengah -pada umumnya-
sengaja mengambil Kamal sebagai anak didiknya untuk program S3, hal ini
diketahui setelah berjumpa dengan ketua jurusan ketika itu Prof. Abdul Latief,
ia berkata: ”Prof Jalayand ’Auzaak ya ibni” maksudnya Prof. Jalayand
menginginkan Kamal menjadi muridnya. Ketika mendengar berita tersebut Kamal
bangga tapi bimbang dan takut, sebab Profesor Jalayand dikenal sangat susah
dalam penilaian, bahkan setiap bertemu teman-teman ketika itu selalu berkata ”Khudz
Baalak ya Kamal”, maksudnya sabar dan pasrah saja Kamal.
Adapun pengaturan waktu belajar, pengalamannya membuktikan
perlunya manajemen waktu yang teratur. Berikut ini pengalaman jam belajar yang
diterapkan setiap harinya di Mesir, yaitu: – S1, 5 jam sehari, – S2, 8 jam
sehari, – S3, 12 jam sehari. Ke semua waktu tersebut pada malam hari.
Alhamdulillah tidak sia-sia disertasi yang ia buat di bawah
bimbingan Prof. Jalayand telah diterbitkan oleh penerbit yang tidak asing lagi
oleh umat Islam, termasuk penerbit terbesar di dunia Islam, yaitu: penerbit
Darul Kutub Ilmiah, Beirut-Lebanon 2009, dalam jumlah 10.000 buku, dan pihak
penerbit telah meminta izin cetak ulang untuk cetakan ke dua pada tahun 2012
dalam jumlah yang sama, karena distribusi buku Darul Kutub sangat baik, maka
buku tersebut sudah menyebar di mana-mana baik di Timur Tengah maupun di Barat.
Kamal merupakan suami dari Dr. Fithriah Wardi (Ph.D di
Universitas al-Azhar, Cairo jurusan perbandingan mazhab), memiliki tiga anak:
Hebatallah (11 tahun), Wahba (10 tahun), Sharim (7 tahun). Dan yang sangat
menarik, Kamal meraih gelar Ph.D bidang Aqidah Filsafat dalam usia muda, yaitu
ketika berumur 31 tahun tepatnya pada tahun 2005. Setelah menyelesaikan Ph.D di
Universitas Kairo, Kamal kembali ke tanah air untuk memulai mengabdikan ilmu
yang dituntut di negeri kinanah selama 14 tahun.
Di Indonesia Kamal berdomisili
di Ma’had Syawarifiyyah, ma’had [pesantren] ini milik orang tua Kamal
sendiri, dan di sinilah Kamal pertama kali mengabdikan ilmunya. Pada tahun
2006, Kamal menjadi dosen tamu di Pascasarjana tingkatan Doktoral (S3) di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Tak lama kemudian Kamal diterima sebagai dosen di salah satu
perguruan tinggi negeri di Malaysia, yaitu Universiti Sains Islam Malaysia,
tepatnya pada bulan April 2007. Di universitas inilah Kamal memulai dengan
serius meningkatkan intelektualnya di dunia pendidikan di ajang internasional,
sehingga dalam 7 tahun bekerja di USIM, Kamal telah memberikan berbagai
sumbangsih keilmuan, dengan diterbitkannya 12 karya buku yang monumental dan
bertaraf internasional, terbukti ketika berbagai universitas di berbagai benua
mengoleksi buku beliau, baik di Timur Tengah, Amerika maupun Eropa, bahkan
Israel dan Iran, seperti: Harvard University, Yale University, Penn University,
Stanford University, National Library Of Israel, National Library Of Iran,
Chigago University, Kyoto University, Uc Berkeley University, Ohio University,
Cornell University, The University Of Arizona, Duke University, Washington
University, New York University, Illinois University, National Library Of
Australia, British Library, University Of Virginia, University Of Toronto,
Columbia University, Library Of Congress, University Of Michigan, Princeton
University, Leiden University, Astan Quds Razavi Library Iran.
Adapun 12 karya buku tersebut adalah sebagai berikut:
نشأة الفرق وتفرقها (Perpecahan
Teologi Islam) DARUL KUTUB ILMIAH, BEIRUT, LEBANON, ISBN:
2-7451-7246-8, (Page: 288). 2011.
موقف الزيدية وأهل السنة من العقيدة الإسماعيليةوفلسفتها (Polemik
Akidah Filsafat – Syi’ah Vs Syi’ah Vs Sunni) DARUL KUTUB ILMIYAH, LEBANON,
ISBN: 978-2-7451-6255-7, (Page: 480). 2009.
مسائل الاعتقاد عند الإمام القرطبي (Permasalahan
Akidah Dari Perspektif Imam Qurtubi) MUASSASAH AL-’ALYA, CAIRO-EGYPT,
(Page: 432). 2006.
KAMUS “SYAWARIFIYYAH” SINONIM ARAB-INDONESIA + 50.000. Entry,
Ciputat Press, JAKARTA, ISBN: 978-979-3245-66-9, (Page: 635). 2009.
الشيعة واختلافاتها السياسية (Dalam
proses penilaian cetak di Darul Kutub al-Ilmiah, Bairut 2012).
العقيدة الإسلامية والفضايا الخلافية عند علماء الكلام (Dalam
proses penilaian cetak di Darul Kutub al-Ilmiah, Bairut 2012).
مدخل إلى علم الكلام (Pengantar
Teologi Islam) UNIVERSITI SAINS ISLAM MALAYSIA (USIM), (Page: 301). 2011.
المذاهب العقائدية الإسلامية (Aliran-Aliran
Teologi Islam – Perkembangan & Masalah) UNIVERSITI SAINS
ISLAM MALAYSIA (USIM), ISBN: 978-967-5295-42-3, (Page: 453). Buku
tersebut merupakan buku teks program Dakwah-FKP tahun 3, subjek “AL-FIRAQ
AL-ISLAMIYAH”, 2010.
الفرق الشيعية وأصولها السياسية وموقف أهل السنةمنها (Perseteruan
Politik –Syi’ah Vs Syi’ah & Tanggapan Sunni) USIM, ISBN: 978983295093-6,
(Page: 236). 2009.
Agenda Politik Syiah, PTS Publishing, Malaysia. (Best
Seller).
AKIDAH ISLAM, Program Pensiswazahan Guru, USIM. ISBN:
978-967-0393-37-7 (Page: 70) (Penulis Bersama) 2012.
Qiraat Nashiyyah fi al-Turats al-Islami, USIM. ISBN:
978-967-0393-16-2 (Page: 286) (Penulis Bersama). 2012.
Di samping itu Kamal juga aktif di luar kampus untuk memenuhi
undangan luar sebagai narasumber di bidang kajian Syi’ah, sehingga beliau
menjadi pakar Syi’ah di Malaysia khususnya di kementerian Agama Malaysia yang
dikenal dengan Jabatan Kemajuan Islam Malaysia (JAKIM) dan Jabatan Agama
Islam Selangor (JAIS).
Atas sumbangsih ilmiah dan jasanya dalam mengabdi di
Universitas Sains Islam Malaysia, pada bulan tanggal 1 Desember 2012 Kamal
dilantik sebagai Associate Professor DS 53 bidang Akidah Filsafat, di Indonesia
gelaran ini setingkat dengan Profesor IV/d, dan beberapa penghargaan akademik
sebelum dan sesudahnya telah diraih seperti berikut:
Anugerah Khidmat Cemerlang (Excellent Lecturers) 2010. Usim,
15/06/2010.
Anugerah Buku Terbaik (The Best Books, Category Of Social
Science) 2010, Malaysia. Title (Mauqif Az-Zaidiyah Wa Ahli Sunnah Minal Aqidah
Al-Bathiniyah Wa Falsafatuha), Publisher: Darul Kutub Ilmiah, Beirut-Lebanon.
Usim, 15/06/2010.
Anugerah Penulis Harapan/Aktif (Active Author In Arabic
Language). Usim, 13/07/2011
Anugerah Pengajar Cemerlang, Fkp-Usim, 20/09/2013.
Anugerah Buku Karya Asli Fkp-Usim, 20/09/2013.
Anugerah-anugerah tersebut sangat membekas dalam dirinya dan
membuatnya semakin aktif dalam menulis, sekalipun berada di luar negeri, Kamal
menyempatkan diri untuk memberikan coretan-coretan ilmiah melalui beberapa
artikelnya yang dimuat oleh dakwatuna.com dan eramuslim.com yang menurutnya ini
adalah kontribusi jarak jauh untuk membangun pemikiran Islam di Indonesia.
Kamal mengaku dirinya tertarik mengajar di Malaysia, karena
kesejahteraannya lebih dibandingkan di Indonesia, seperti prasarana yang
disediakan oleh pihak universitas, ruangan office pribadi bagi setiap
dosen, perumahan, internet 24 jam. Selain itu, dilihat dari sudut
pembinaan dan peningkatan intelektual akademik setiap dosen akan menjalankan
kewajibannya dengan penuh ketenangan, sehingga suasana lingkungan akademik
menjadi kondusif dalam artian kebebasan untuk mengembangkan kemampuan akademik,
baik penulisan buku dan penelitian lapangan dengan mudah dicapai karena
ditunjang oleh fasilitas, akses jurnal yang luas, dan dukungan dana yang
disediakan di Universitas cukup besar. Di samping itu pemberian penghargaan
tidak pernah putus bagi setiap dosen yang berprestasi, dan hal ini dilakukan
untuk memotivasi dosen untuk terus berkarya.
Selain menjalankan tugas utama sebagai dosen di USIM, Kamal
tidak ketinggalan ikut membantu pemerintah Malaysia dalam menangani penyebaran
Syiah, beliau selalu dijemput oleh kementerian Agama Malaysia dan
beberapa Universitas di Malaysia sebagai nara sumber dan keynote speaker dalam
seminar akidah Syiah yang saat ini sedang berkembang pesat, bahkan pada tanggal
20 Desember 2012 beliau menjadi Saksi Ahli “Expert Witness”, pada perkara
penangkapan pemimpin Syiah Malaysia dan 200 penganut Syiah di Mahkamah Rendah
Syariah, Selangor-Malaysia. Dan baru-baru ini bulan Agustus beliau menghasilkan
sebuah buku (Best Seller) berjudul “Agenda Politik Syiah”, buku ini cetak ulang empat kali pada bulan September sehingga sudah mencapai 18.500 eksemplar.
Di antara kepuasan Kamal bekerja di Luar Negeri selain
kepuasan materi dan lainnya adalah ia sangat puas menghadapi berbagai bangsa di
tempatnya bekerja yaitu USIM, baik pelajar ataupun dosen, sebab USIM merupakan
universitas bertaraf Internasional, bahasa pengantar dalam pengajaran adalah
Arab dan Inggris, oleh karena itu dari berbagai negara berdatangan untuk
menimba ilmu di universitas tersebut, dan saat ini Kamal sebagai Supervisor 16 student Ph.D,
dan 3 student MA, dari 19 muridnya hanya 4 orang melayu berasal dari
Indonesia, Malaysia dan Thailand, sedangkan yang lainnya adalah orang Arab yang
berasal dari Libya, Omman, Yaman, Kuwait, dll.
Baginya kunci keberhasilan dan keberkahan ilmu terletak pada
dua hal, yaitu:
Maju ketika orang lain berhenti, terbangun ketika orang lain
tertidur, serius ketika orang lain santai, siap menerima kritikan dan saran
orang lain.
llmu yang dimiliki bermanfaat bagi diri sendiri dan orang
lain, istiqamah dalam ilmu yang dituntut, bukan karena mengejar dunia (pangkat,
jabatan dan harta).
Peranan keluarga ikut menentukan kejayaan seseorang dalam
belajar, oleh karena itu, bagi Kamal kedua orang tuanya telah mendidiknya untuk
cinta ilmu semenjak kecil, dengan menyuruhnya membaca selalu, di samping itu
juga orangtua memberikan dukungan dan pengorbanan materi yang luar biasa (sebab
kuliah non-beasiswa), terutama ketika Kamal memasuki jenjang Pascasarjana di
Universitas Kairo, di mana universitas tersebut merupakan universitas bergengsi
dan paling top di Timur Tengah, oleh karena itu biaya kuliah di sanapun lumayan
tinggi.
Dalam perjalanan menimba ilmu di Mesir, tentunya akan
menghadapi berbagai ragam kendala, oleh karena itu peranan istri dan anak-anak
sangat membantu, baginya istri berperan sebagai motivator dengan men-support semangat
studi suami, terutama ketika menghadapi kesulitan financial, dalam hal ini
minimal istri dan anak ikut sabar dan tabah menunggu keberhasilan studi sang
ayah, betul pepatah mengatakan: “Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke
tepian. Bersusah-susah dahulu, bersenang-senang kemudian”. Memang inilah yang
diajarkan Al-Qur’an: “Inna Ma’al ‘Usri Yusran”. [Sesungguhnya bersama kesulitan
itu ada kemudahan] (As-Syarh: 5). “Sayaj’alullahu Ba’da ‘Usrin Yusran”. [Allah
kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan] (At-Thalaq: 7). []