Monday, March 16, 2015

Ilmuwan: Penyebaran dan Gerakan Syiah Berbahaya Bagi Indonesia - Hidayatullah.com

Ilmuwan: Penyebaran dan Gerakan Syiah Berbahaya Bagi Indonesia - Hidayatullah.com



Hidayatullah.com—Aliran Syiah masuk ke berbagai belahan dunia dengan menggunakan beberapa strategi.  Strategi itu terfokus pada penguasaan tiga asas utama yang ada pada setiap negara, yaitu militer, ilmu pengetahuan (ulama dan intelektual), serta ekonomi (pemilik modal).
Demikian disampaikan Assoc. Prof. Dr. Kamaluddin Marjuni dalam dialog ilmiah tentang Syiah di kampus International Islamic University Malaysia (IIUM) hari Sabtu, 14 Maret 2015.
Acara yang digagas Islamic Studies Forum for Indonesia (ISFI) dengan mengangkat tema “Syiah: Apa, Siapa, Mengapa, dan Bagaimana?” itu juga menghadirkan Assoc. Prof. Dr. Syamsuddin Arif.
Menurut Dr. Kamaluddin Marjuni, selain itu, upaya pensyiahan dunia Islam juga dilakukan melalui penguatan hubungan diplomatik, politik, dan kebudayaan.
Sejak Revolusi Iran, pengaruh Syiah terus menyebar ke banyak negeri Muslim. Negeri-negeri berpenduduk mayoritas Sunni, termasuk di antaranya Malaysia, yang kebanyakan menolak penyebaran paham Syiah di negerinya.
Namun, menariknya, di Indonesia, paham apa pun masuk dan diterima, termasuk Syiah, padahal hal itu sangat tidak menguntungkan Indonesia ke depannya.
“Iran melalui bantuan pendidikannya berencana melahirkan seribu doktor (PhD) di Indonesia,” ujar Dr. Kamaluddin.
“Saudi Arabia pun berencana melahirkan seribu doktor di Indonesia. Masing-masing tentu akan menyebarkan paham Syiah dan Salafy ke Indonesia. Jadi bisa dibayangkan akan seperti apa pertarungan intelektual di Tanah Air ke depannya dengan semakin ramainya kedua kelompok yang sangat bermusuhan ini. Hal ini akan menjadi tantangan yang sangat besar bagi kalangan Asy’ari di Tanah Air,” ujarnya.
Jejak Persia
Sementara itu, Dr. Syamsuddin Arif mengamati adanya jejak-jejak Persia di dalam paham dan praktek keagamaan Syiah.
Ia menyebutkan adanya beberapa upaya menghidupkan kembali identitas Persia, sejak negeri itu dikuasai oleh Muslim, melalui gerakan-gerakan perlawanan terhadap pemerintah pusat, antara lain melalui gerakan Syiah.
Banyak hal yang mengundang pertanyaan tentang Syiah. Salah satu contoh mendasar adalah bagaimana “seluruh agama (Islam) disederhanakan menjadi semata-mata isu Ali-Fatimah-Hasan-Husain.”
Dr. Syamsuddin juga menyinggung tentang beberapa praktek keberagamaan Syiah yang ganjil. Ia memberi contoh penelitian Edith Szanto tentang penjualan beberapa barang terkait seks, seperti kondom, Viagra dan krim untuk alat vital, yang dijajakan secara bebas di tempat-tempat ziarah Syiah di Damaskus. Seolah-olah hal itu merupakan satu bentuk dukungan keagamaan bagi para peziarah yang datang.
Dalam dialog ilmiah ini kedua pembicara sama-sama menjelaskan tentang beragamnya kelompok Syiah yang ada, mulai dari yang ekstrim hingga moderat.
Karena itu penting bagi kalangan Ahlu Sunnah untuk tidak mengeneralisir penyikapan terhadap Syiah. Bagaimanapun, keduanya menekankan bahwa penyebaran paham dan gerakan Syiah merupakan hal yang berbahaya bagi Indonesia.*
Rep: Alwi (Malaysia)
Editor: Cholis Akbar

0 komentar:

Post a Comment