Monday, May 14, 2012

ADAB BERGAUL DALAM ISLAM
 Prof Madya Dr. Kamaluddin Nurdin Marjuni

قال الإِمَام يَحْيَى بن مُعَاذ: "لِيَكُنْ حَظ الْمُؤْمِنِ مِنْكَ ثَلاَثَة: إِنْ لَمْ تَنْفَعْهُ فَلاَ تَضُرُّهُ، وَإِنْ لَمْ تُفْرِحْهُ فَلاَ تَغُمُّهُ، وَإِنْ لَمْ تَمْدَحْهُ فَلاَ تَذُمُّهُ".

Imam Yahya Bin Mu'az berpesan:"Tiga perkara dalam pergaulan seorang mu’min: Kalau engkau tidak sanggup membantu orang lain (bagi manfaat), maka janganlah merugikan dia, dan kalau engkau tidak sanggup menghibur orang lain (bagi senang), maka janganlah membuatkan dia sedih (susah), kalau engkau tidak sanggup memuji orang lain, maka janganlah mencelanya".
Ucapan di atas merupakan nasehat dari seorang tokoh ulama sufi terkenal bernama Imam Yahya bin Mu'az ar-Razi, beliau wafat tahun 258 Hijriah, beliau sangat aktif memberikan nasehat-nasehat agama, pada kali ini beliau mengajarkan tentang cara bersosialisasi yang baik antara sesama manusia, tentunya semakin banyak relasi semakin banyak juga kesempatan kita untuk hidup dengan senang dan mendapatkan keuntungan lain dari bersosialisasi, seperti kerja sama akan suatu hal, saling membantu dan banyak hal positif lainnya yang intinya adalah saling memberi (Take and Give).
Dari ucapan beliau di atas maka kita dapat menarik beberapa I’tibar dan pelajaran berharga, demi menjaga hubungan sosial sesama makhluk Allah, yaitu:
1.     MEMBERIKAN BANTUAN, adalah sifat tolong-menolong yang sudah menjadi sebuah kewajiban dan keharusan dalam agama, sebab manusia merupakan makhluk sosial, sebagai insan yang memerlukan khidmat orang lain, dalam hal ini, minimal tindakan yang perlu dilakukan kalau tidak mampu menolong, membantu dan bagi manfaat kepada orang lain, yaitu tidak merugikan  orang yang sepatutnya di tolong, firman Allah:
 (وَتَعَاوَنُواْ عَلَى الْبرِّ وَالتَّقْوَى وَلاَ تَعَاوَنُواْ عَلَى الإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ) “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran”. (al-Maaidah, ayat: 2).    
2.     MEMBUAT ORANG SENANG, "وَبَشِّرْ" kata ini disebutkan 18 kali dalam al-Qur’an, kata tersebut bertujuan untuk menggalakan penyebaran berita gembira dan senang bagi orang mu’min dan sabar, kalaupun tidak dapat memberikan sebuah kabar, berita dan maklumat yang boleh menyenangkan hati orang, maka minimal janganlah membuat orang bersedih hati. Rasul pernah bersabda:  (فَسَدِّدُوْا وَقَارِبُوْا وَأَبْشِرُوْا)”Bertindaklah secara sederhana, dan tetaplah berusaha serta sebarkan kegembiraan dan kesenangan di antara kamu”.
3.     MEMUJI ORANG, sudah menjadi tabi’at manusia ia lebih suka dipuji daripada dihina, Islam membolehkan pujian, namun tidak berlebihan, sebab ditakutkan orang yang dipuji akan lupa diri, sehingga menjadi sombong, dan akhirnya binasa, sabda Rasul Saw: 
(إِيَّاكُمْ وَالْمَدْحَ فَإِنَّهُ الذَّبْحُ) " 
  "Hindarilah sanjung-menyanjung karena hal itu merupakan penyembelihan".
        Karena agama sangat berhati-hati dalam pemberian pujian dan sanjungan, maka minimal perkara yang sangat penting untuk di hindari kalau tidak mampu memberikan sedikit sanjungan dan pujian, adalah tidak mencela dan menghina orang lain.
Inilah prinsip bersosialisasi dan berinteraksi yang diajarkan agama, yang dibangun atas tiga sikap:
-Sikap menghargai,bukan menghina orang.
-Sikap mengangkat, bukan menjatuhkan orang.
-Sikap memberikan manfaat, bukan memanfaatkan orang.

0 komentar:

Post a Comment