Sunday, January 22, 2012

CABARAN ISLAM SEMASA

KHUTBAH JUM’AT
UNIVERSITI SAINS ISLAM MALAYSIA
20-01-2012




CABARAN ISLAM SEMASA
DR. Kamaluddin Nurdin Marjuni
Senior Lecturer USIM


السلام عليكم ورحمة الله وبركاته ...
الخطبة الأولى:
الحمد لله القائل: )وَلَوْ شَاء رَبُّكَ لآمَنَ مَن فِي الأَرْضِ كُلُّهُمْ جَمِيعاً أَفَأَنتَ تُكْرِهُ النَّاسَ حَتَّى يَكُونُواْ مُؤْمِنِينَ (-البقرة: 99-.
أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله، اللهم صلّ وسلّم على سيّدنا محمّد، وعلى آله وأصحابه أجمعين.
أما بعد:
فيا عباد الله، اتقوا الله، أوصيكم وإيّاي بتقوى الله، فقد فاز المتقون.

Hadirin Jama’ah Jum’at Rahimakumullah.
                Baru saja kita meninggalkan atau ditinggalkan oleh tahun 2011, suka dan duka, gembira dan sedih, manis dan pahit, kesemua telah kita rasakan tanpa terkecuali. Dan itulah sunnatullah di atas bumi ini, dalam al-Qur’an disebutkan:
(إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا) “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”, (al-Syarah:5)
(سَيَجْعَلُ اللهُ بَعْدَ عُسْرٍ يُسْرًا) “Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan”. (al-Thalaq:7)
                Pada kesempatan khutbah jum’at ini saya mengajak para jama’ah USIM untuk sama-2 menyimak bersama dan mengenal cabaran-cabaran dalaman (Interen) Islam semasa, di mana fahaman-fahaman ini diliputi oleh penyimpangan mengenai ajaran agama. Apabila diperhatikan secara serius, dunia Islam saat ini sedang menghadapi tiga cabaran dalaman, yaitu:
1)       Radikalisme.
2)       Takfirisme.
3)       Liberalisme.
Fenomena munculnya ketiga kelompok tersebut menjadi cabaran tersendiri bagi para ulama di dunia Islam, baik di Tanah Arab Timur Tengah ataupun di Nusantara khususnya Malaysia dan Indonesia. Ketiga faham tersebut bukan hanya melemahkan kesatuan umat Islam, bahkan meruntuhkan nilai-nilai ajaran Islam.
Radikalisme
Radikalisme agama misalnya, dalam banyak hal telah memberikan kesan dengan munculnya sikap ekstrim, di mana tindakan dan sikap golongan ini sangat berpotensi melahirkan “al-Irhab” atau “terorisme” . sebagai fakta dan realita yang nyata di lapangan telah menunjukkan bahwa akibat kerja-kerja radikalisme dari segelintir umat ini yang melakukan aktifiti-aktifiti kekerasan dengan menggunakan simbol-simbol agama Islam yang pada kenyataannya merugikan imeg umat Islam pada umumnya. Sehingga hasil tindakan tersebut memberikan stigma negatip bagi Islam sebagai agama teroris, agama yang suka berperang, agama yang tidak senang dengan kedamaian. Dan tindakan ini dimanfaatkan oleh pihak-pihak barat untuk memojokkan dan meminggirkan umat Islam dari segala hal di peringkat antarbangsa. Islam dianggapnya sebagai agama yang berbahaya bagi dunia. Padahal sebenarnya ajaran Islam adalah agama kedamaian, agama kesejahteraan dan sama sekali tidak ada kaitannya dengan gerakan radikal apalagi terorisme. Al-Qur’an dalam banyak ayatnya menyebutkan:
(لاَ إِكْرَاهَ فِي الدِّيْن)  “Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam)”. (al-Baqarah: 256)
(لَكُمْ دِيْنُكُمْ وَلِيَّ دِيْن)   “Untukmulah agamamu, dan untukkulah agamaku”. (al-Kaafirun:6)
Kedua ayat di atas mengajarkan bahwa Islam tidak patut memusuhi, memerangi, menakut-nakuti atau menteror bahkan memaksa pemeluk agama lain untuk ikut dengan Islam. Dengan demikian Islam mengajarkan kita untuk tidak memaksa orang, tugas Nabi Muhammad Saw hanya menyampaikan saja, dan bukannya memaksa golongan lain atau agama lain masuk ke golongan kita atau ke agama kita. Dan ulama yang kedudunkannya sebagai pewaris Nabi, tak lain dan tak bukan hanya sekedar melanjutkan mesej Rasulullah Saw.
Bahkan nabi Muhammad Saw sendiri diutus oleh Allah Ta’alah dengan membawa ajaran Islam bertujuan untuk menebarkan rahmat:
(وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلاَّ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ )
Dan tidaklah Kami mengutus kamu melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam. (al-Anbiyaa':107).
Dalam ayat lain:
(وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا كَافَةً لِلنَّاسِ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا وَلَكِنْ أَكْثَرَ النَّاسِ لاَ يَعْلَمُوْنَ)
Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada ummat manusia seluruhnya, sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (Saba':2).
Dari ayat-ayat tersebut dan masih banyak lagi ayat-ayat yang lain, menerangkan bahwa Nabi Muhammad SAW dan Islam yang diserukannya, benar-benar membawa rahmat di muka bumi ini, bukannya membawa bahaya bagi manusia.
Dalam kaitannya dengan terorisme, Nabi telah memberikan peringatan “Warning” beliau bersabda:
"إِنَّ الْفَحْشَ وَالتَّفَحُّشَ لَيْسَا مِنَ الإِسْلاَمِ وَإِنَّ أَحْسَنَ النَّاسِ إِسْلاَمًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا"
“Kejahatan dan perbuatan jahat, keduanya sama sekali bukan ajaran Islam. Dan orang yang paling baik Islamnya ialah yang paling baik akhlaqnya”. (HR. Ahmad juz 7, no:20874).
Dalam hadits lain, beliau bersabda: "يَسِّرُوْا وَلاَ تُعَسِّرُوْا، وَبَشِّرُوْا وَلاَ تُنَفِّرُوْا"
“Permudahlah dan jangan mempersulit. Dan gembirakanlah dan jangan kalian membuat manusia lari”. (HR. Bukhari, juz 1, hal. 25).
Bahkan dalam suatu riwayat peperangan dijelaskan bahwa dalam peperangan pun Nabi SAW berpesan kepada para sahabat, sabda beliau:
"يَا أَيُّهَا النَّاسُ لاَ تَتَمَنَّوْا لِقَاءَ الْعَدُوِّ، وَاسْأَلُو اللهَ الْعَافِيَةَ، فَإِذَا لَقِيْتُمُوْهُمْ فَاصْبِرُوْا، وَاعْلَمُوْا أَنَّ الْجَنَّةَ تَحْتَ ظِلاَلِ السُّيُوْفِ"
“Hai manusia, janganlah kamu menginginkan bertemu dengan musuh, dan mohonlah kepada Allah agar kalian terlepas dari marabahaya. Apabila kalian bertemu dengan musuh, maka bershabarlah dalam menghadapi mereka, dan ketahuilah bahwasanya surga itu dibawah bayangan pedang”. (HR. Muslim juz 3, hal. 1372).
Betapa indahnya nilai-nilai ajaran Islam melalui pesan Nabi SAW di atas yang menunjukkan kasih sayang beliau terhadap jiwa manusia, sekalipun dalam peperangan sedapat mungkin menghindari bertemu musuh agar tidak terjadi peperangan. Namun kalau terpaksa bertemu dengan musuh, jangan takut dan jangan dihadapi dengan hawa nafsu yang melampaui batas, tetapi hendaklah dihadapi dengan penuh kesabaran dan ketabahan, karena surga di bawah bayangan pedang. Dan meseg ini terdapat dalam firman Allah Ta’ala:
)وَقَاتِلُواْ فِي سَبِيلِ اللّهِ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَكُمْ وَلاَ تَعْتَدُواْ إِنَّ اللّهَ لاَ يُحِبِّ الْمُعْتَدِينَ(
“Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas”. (al-Baqarah:190).
Takfirisme
Adapun takfirisme biasanya dimunculkan oleh golongan tekstualisme, ia menimbulkan kesan yang buruk bagi persaudaraan umat Islam antara satu dengan lainnya, kelompok ini mengarah kepada kejumudan atau kaku dalam memahami teks ajaran agama, yaitu Nash Qur’an dan Hadits, sehingga sering kali memunculkan sikap tidak bersahabat terhadap golongan lain, ia tidak mengenal toleransi dengan pemahaman dan idea-idea keagamaan kelompok lain. sehingga pada tahap klimaks cenderung untuk menyesatkan bahkan mengkafirkan orang yang tidak sefaham dengan mereka. Wal hasil timbullah istilah “Takfir”. Yaitu suka mengkafirkan orang lain. akhirnya menimbulkan konflik dalam tubuh Islam.
Lebih heboh lagi dan berakibat fatal kalau sifat saling menjatuhkan terjadi di kalangan yang mengaku sama-sama kalangan sunnah, yaitu antara aliran Asy’ariah, Maturidiah, Salafiah, Wahabiah dan lain-lain. Semua golongan tersebut masuk dalam frame ”Ahlu Sunnah”. Atau secara umumnya diistilahkan sebagai ”salaf dan khalaf”. Dalam dunia maya seperti facebook, blog, twitter dan lainnya ditemui penamaan website dengan slogan yang mengarah kepada pencelaan antar golongan, seperti  penyantuman nama ”anti Wahabi”, ”anti Asy’ari”, dll. Pelabelan-pelabelan seperti di atas sangat merugikan umat Islam, khususnya antara pengikut aliran sunnah sendiri, sebab ia akan menjadi konsumsi publik. Implikasinya, seakan-akan Islam adalah agama perpecahan, tidak menginginkan persatuan dan kedamaian antara sesama pemeluknya. Kita harus membangun bukan meruntuhkan, berdialog bukan menghujat, maju dan melangkah bersama-sama bukan mundur teratur bersama-sama. Jangan menjajah teman sendiri, golongan sendiri, cukuplah kita dijajah oleh orang luar ”non muslim” dan itupun belum kita selesaikan sampai sekarang, dikarenakan sibuk dengan pertengkaran dan perseteruan antara mazhab.
Keadaan yang demikian, akibatnya ukhuwah Islamiyah rusak, persaudaraan Islam bubar, timbul saling dengki-mendengki, benci-membenci sehingga ummat Islam menjadi lumpuh tidak berdaya, sekalipun jumlahnya besar. Padahal Allah SWT telah memperingatkan:
(يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَومٌ مِّن قَوْمٍ عَسَى أَن يَكُونُوا خَيْراً مِّنْهُمْ)
Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum (golongan) memperolok-olok kaum (golongan) yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olok) lebih baik dari mereka yang memperolok-olok. (al-Hujuraat:11).
                Umat Islam tidak berlu disibukkan dengan perkara-perkara Takfir dan Tadhlil atau mengkafirkan orang lain dan menyesatkannya, biarlah Allah di hari kiamat yang mengadili makhluknya, sebab kebenaran yang hakiki hanya Allah yang memilikinya dan bukan hambaNya. Ulama masing-masing golongan hanya sebatas ijtihad, yaitu berusaha mencari kebenaran dan kepastian, betul dan salah dalam berijtihad Nabi Saw telah memberikan penilaian, sebagaimana sabda beliau:
"إِذَا حَكَمَ الْحَاكِمُ فَاجْتَهَدَ ثُمَّ أَصَابَ فَلَهُ أَجْرَانِ، وَإِذَا حَكَمَ فَاجْتَهَدَ ثُمَّ أَخْطَأَ فَلَهُ أَجْرٌ
“Seorang hakim, apabila berijtihad dan ijtihadnya betul, maka baginya dua pahala, namun apabila ijitihadnya salah, maka baginya satu pahala”. (HR. Bukhari,no: 6919).
Kita bekerjasama dalam perkara yang kita sefaham, dan saling memaafkan satu sama lain terhadap perkara yang kita perselisihkan.
Dengan konsep kembali ke ajaran masing-masing dan tidak memaksakan golongan lain, dalam mimbar ini kita mengharap persaudaran dan hidup berdampingan akan teralisasi. Alangkah indahnya persaudaraan sesama Islam, tanpa menghiraukan puak, kelompok dan alirannya. Kalau kita sama-sama merenungi ucapan imam at-Thahawi:
"وَلاَ نُكَفِّرُ أَحَدًا مِنْ أَهْلِ الْقِبْلَةِ بِذَنْبٍ مَا لَمْ يَسْتَحِلُّهٌ"
“Tidaklah kami kafirkan seseorang dari umat Islam (Ahli Kiblat) selama ia tidak menghalalkan perkara dosa yang ia perbuat”.
Maksudnya, antara sesama mukmin dan muslim tidak perlu saling mengkafirkan. Sebab melabelkan kafir atau muslim itu adalah urusan Allah, bukan urusan manusia. Masalah “Takfir” sangat berat, karena menyangkut urusan station terakhir yaitu, Surga atau Neraka.
Persamaan tidak akan pernah terjadi dalam dunia ini, Allah berfirman:
(وَلَوْ شَاء رَبُّكَ لَجَعَلَ النَّاسَ أُمَّةً وَاحِدَةً وَلاَ يَزَالُونَ مُخْتَلِفِينَ)
“Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat”. (Huud:118).
)وَلَوْ شَاء رَبُّكَ لآمَنَ مَن فِي الأَرْضِ كُلُّهُمْ جَمِيعاً أَفَأَنتَ تُكْرِهُ النَّاسَ حَتَّى يَكُونُواْ مُؤْمِنِينَ(
" Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya". (Yuunus:99).
Ayat di atas menegaskan bahwa dalam lipatan dan rentetan sejarah manusia semenjak dari Nabi Adam as, sebenarnya sudah wujud pertentangan antara golongan.
Oleh karena itu, tidak ada salahnya berbeda dan bersilang pendapat, tapi jangan sampai perbedaan tersebut meningkat kepada permusuhan. Boleh menganggap salah golongan lain, tapi jangan mencela dan mencaci. Tanamkan sikap toleransi bukan ta’assub, menyambung persaudaraan sesama muslim bukannya memutuskan hubungan, berdialog bukan berseteru antara satu sama lain. Prioritaskan bendera ”agama”  bukan bendera ”mazhab” dan ”golongan”.
Liberalisme
                Liberalisme adalah gerakan dalam Islam yang inginkan kebebasan tanpa batas dalam memahami agama, setiap orang mempunyai hak untuk mentafsirkan teks-teks Qur’an dan Sunnah, tanpa berpedoman kepada perangkat kaedah-kaedah keilmuan Islam yang ada seperti, Ulum Qur’an, Ulum Hadits dan Ushul Fiqh.
                Pemikiran liberal lahir daripada falsafah yang wujud di dunia Barat, liberalisme bermula masuk di Mesir, kemudian tersebar di Timur Tengah dan berkembang pesat di Indonesia saat ini dengan nama pertubuhan Islam Liberal. Kalau melihat slogan yang dialing-alungkan oleh gerakan ini kelihatannya “positif thinking” dan menarik, tapi hakikatnya malah akan menghancurkan agama Islam dari dalam atau dengan kata lain “MUSUH DALAM SELIMUT”, seperti dengan unsur kesengajaan menamakan diri sebagai gerakan: rasionalis “al-Aqlaniyah”, pencerahan “al-Tanwir”, kebangkitan “al-Nahdhah”, dan terminologi-terminologi lain yang mungkin oleh sebagian orang dapat tertarik dan terpengaruh, sebab slogan-slogan tersebut mengandung semangat kemoderenan (sprit of the times). Namun pada hakikatnya adalah "Tazwir ad-Din wa al-Afkar" yang mengandungi unsur permalsuan pemikiran dan agama. Al-Hamdulillah di Malaysia, pihak Jabatan Agama Islam Malaysia (JAKIM) dan jabatan agama negeri-negeri telah mewartakannya sebagai ajaran sesat. Sehingga harus diperangi dan  tidak boleh dibiarkan berkembanga di masyarakat Malaysia.
Di antara isu-isu yang dibangkitakan oleh liberalisme adalah, masalah hukum mirats, jilbab, pluralisme agama dll. Kaum liberalis mengatakan bahwa hukum mirats yang ada dalam al-Qur’an tidak relevan lagi dengan keadaan semasa umat, oleh karena itu kalau qur’an menetapkan bahwa mirats satu banding dua (peruntukan perempuan satu dan laki dua), perlu dirombak kembali sesuai perkembangan zaman, sehingga dengan alasan bahwa wanita sekarangpun bekerja maka peruntukanpun yang tercatat dalam qur’an digeser yaitu satu banding satu (peruntukan perempuan satu dan laki satu).
Kaum liberalis dengan gagah dan lantang menyatakan bahwa jilbab bukan kewajiban agama atau tidak wajib, jilbab hanya produk budaya orang Arab, atau sekedar tradisi pakaian wanita bangsa Arab dan tidak ada kaintannya dengan aurat wanita, batas aurat wanita pada masa lalu yang teradapat dalam kitab-kitab klasik hanya sesuai dengan kontes zaman tersebut dan tidak relevan untuk zaman sekarang. Dengan demikian pembatasan aurat wanita diserahkan kepada masing-masing menurut situasi, keadaan, kondisi dan keperluan serta keselesaan.
Di samping itu argument andalan mereka adalah bahwa aurat wanita adalah masalah khilafiyah, alasan ini betul sebenarnya sebab memang batas aurat wanita merupakan masalah khilafiyah, yaitu ulama terbagi dua: pertama mengatakan bahwa aurat wanita adalah seluruh tubuhnya. Kedua mengatakan bahwa aurat wanita sebagaimana yang ditegaskan oleh Imam Syafi’i adalah seluruh tubuh perempuan kecuali muka atau wajah dan telapak tangan. Perbedaan ulama hanya sampai setakat ini saja, adapun masalah jilbab ulama sepakat tentang kewajibannya.
Namun sekalipun demikian, ada banyak di kalangan orang Islam dan bukan liberal sebenarnya, tapi menutup aurat kepala saja, sementara tangan dibiarkan terbuka tanpa ditutup ...
بارك الله لي ولكم في القرآن العظيم، ونفعني وإياكم بما فيه من الآيات والذكر الحكيم، وتقبل الله مني ومنكم تلاوته إن هو السميع العليم، أقول قولي هذا، وأستغفر الله العظيم لي ولكم، ولسائر المسلمين والمسلمات، والمؤمنين والمؤمنات، فاستغفروه، فيا فوز المستغفرين، ويا نجاة التائبين.
........................................................................................................................



الخطبة الثانية:
الحمد لله حمداً كثيراً مباركاً فيه. وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، إقرارا بربوبيته، وإرغاما لمن جحد به وكفر، وأشهد أن سيدنا محمدا عبده ورسوله، سيد الخلائق والبشر. اللهم صل وسلم على سيدنا محمد وعلى آله وأصحابه     أجمعين ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين.
أما بعد:
أيها المصلون صلاةَ الجمعة، منذ بدءِ تأسيس الأمة الإسلامية وهي تواجه التحديات الداخليةَ والخارجيةَ، فقد رافق التأسيسُ العديدَ من التحديات الداخلية التي فرَضَت نفسَها على الدعوة التي قادها النبي الأمين صلى الله عليه وسلم، ومنذ الانطلاق تُواجه الأمةُ الإسلاميةُ التحدياتِ في كل زمانٍ وفي بُقْعَةٍ امتدَّت لها رسالةُ الإسلام، وما زلنا الآن نواجه التحديات الداخلية الخطيرة وهي: الحركة التشددية أو الطرف الديني، والحركة التكفيرية، والحركة الليبرالية.
إن الإسلامَ دينُ الرحمةِ والتسامحِ والوسطيّةِ. وقد تميزت هذه الأمة عن غيرها من الأمم بكونها أمةً وسطًا، قال الله تعالى: (وَكَذَلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطًا لِتَكُوْنُوْا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُوْنَ الرَّسُوْلُ عَلَيْكُمْ شَهِيْدًا). من هذه الآية نفهم أن الدّلالة الاصطلاحية لمدلول الوسطية تعني التوازن، والاعتدال، والسمو، والرفعة، بين طرفَي الغلوِّ والتقصيْرِ. فالوسطيةُ منزلةٌ بين طرفين كلاهما مذمومٌ. ومن هنا تميزّ ديننا بالسماحةِ، والسيرِ، ورفعِ الحرج عن أتباعه ومع هذا الوصفِ لهذه الأمة والدين، إلا أن أقواما خالفوا مقصدَ الشارع الحكيمِ وخرجوا عن سمةِ أمةِ الوسَط والاعتدال،ِ وتنَكَّبوا الطريقَ السّوِيَّ وانحرفوا عن المنهج الصحيحِ ونزعوا إلى الغلو ِّوالتَّشدُّدِ. هذه الظاهرةُ المؤلِمةُ قد أعطت فرصةً لأعداءِ الإسلامِ لِشنِّ حملةٍ ظالمةٍ من الافتراءات والمزاعمِ التي أرادت أن تلصَق بالإسلامِ تُهَمَ التّعصبِ والإرهابِ وعدمِ التسامحِ وغير ذلك من الدعاوى التي لا أصلَ لها في الإسلام، ولا سندَ لها في العلم، ولا من الواقع التاريخي. فكان هؤلاء بقصْدٍ منهم أو بغير قصْدٍ عوْنا لأعداء هذه الأمة على تحقيق مُرادهم في النيل من الإسلام وأهله.
والحقيقة أن هذه التحديات هي أكثر وأعظم التحديات الداخلية تعقيدا في تاريخ هذه الأمة. وطرق معالجتها هي الرجوع إلى القرآن الكريم والسنة النبوية ومن غير إفراط وتفريط في فهم دين الإسلام الحنيف.
          قال الله تعالى في القرآن الكريم: إن الله وملائكته يصلون على النبي، يا أيها الذين آمنوا صلوا عليه وسلموا تسليما. الله صل وصلم على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد، كما صليت وسلمت على سيدنا إبراهيم وعلى آل سيدنا إبراهيم في العالمين إنك حميد مجيد.
          وارض اللهم عن خليفتك نبيك على أميرِ المؤمنين أبي بكر الصديق، وعمر بن الخطاب، وعثمان بن عفان، وعلي بن أبي طالب، وعن بقية الصحابة والقرابة والتابعين، وتابعي التابعين، وتابعيهم بإحسان إلى يوم الدين، وعنا معهم وفيهم برحمتك يا أرحم الراحمين.
          اللهم اغفر للمسلمين والمسلمات، والمؤمنين والمؤمنات، الأحياء منهم والأموات، إنك سميع قريب مجيب الدعوات وقاضي الحاجات.
          اللهم إن كان رزقنا في السماء فأنزله، وإن كان في الأرض فأخرجه، وإن كان بعيدا فقربه، وإن كان قريبا فيسره، وإن كان قليلا فكثره.
          اللهم انصر ملكنا:
Yang dipertuang besar Negeri Sembilan Darul Khusus, Tuanku Mukhriz Ibni al-Marhum Tuanku Munawwir.
          وأيّده ووفِّقه لما تحبه وترضاه، وأيد بوجوده مكايدَ أهلِ الظلم والكفر والخذلان، اللهم ارزق العون والتوفيق:
Dato’ Kelana Petra Dato’ Haji Mubarak Bin Dohak. Al-Ma’ruf Bi Undang Luak Sungai Ujung.
          وأيِّده ووفِّقْه لما تُحبُّه وترضاه بحُرمة من أرسلتَه للعالمين رحمةَ وبشرَى. وداعيا إلى الله بإذنه وسراجا منيرا.
عبادَ الله، إن الله يأمر بالعدل والإحسان، وإيتاء ذي القربى، وينهى عن الفحشاء والمنكر والبغي، يعظكم لعلكم تذكرون، فاذكروا الله العظيم يذكركم، واشكروه على نعمه يُزِدكم، واسألوه من فضلِه يعطِكم، ولذكرُ الله أكبر، والله يعلم ما تصنعون.
أقيموا الصلاة ...       

Sekian Wallah A’lam.

DR. Kamaluddin Nurdin Marjuni
19/01/2012

0 komentar:

Post a Comment